Langsung ke konten utama

Jika Harus Punya Idola, 3 Tokoh Berikut yang Saya Pilih

    Saya ingat ketika Masa Orientasi Sekolah (MOS) di SMP dulu, kami harus menggunakan ID Card selebar A4 dengan identitas diri termasuk tokoh idola. Waktu itu saya bingung karena saya tidak merasa ngefans dengan siapa pun. Teman-teman saat itu banyak menulis public figure seperti artis, penyanyi, bahkan pejabat. Saya akhirnya mengosongi "tokoh idola" di ID Card warna pink milik Gugus 7 waktu itu karena memang tidak mengidolakan siapa pun. 

    Saat-saat sekarang, sebenarnya jika ada yang iseng tanya siapa tokoh yang saya idolakan, saya masih tetap tidak tahu. Tapi saya cukup memantau tokoh-tokoh berikut ini karena karya-karyanya dan saya rasa mereka bisa masuk kategori tokoh yang bisa saya idolakan.

1. Raditya Dika

    Sebagian dari kita mungkin mengetahui siapa Raditya Dika. Dia adalah penulis, sutradara, produser, aktor, stand up comedian, dan Youtuber. Cukup banyak yang dia lakukan sehingga perlu saya sebut semuanya. Saya mengetahui Raditya Dika saat SMP karena beberapa kali melihat film adaptasi dari bukunya di TV seperti Marmut Merah Jambu dan Manusia Setengah Salmon. Dia memang dikenal awalnya sebagai penulis blog dan buku sebelum akhirnya karya-karyanya difilmkan. Raditya Dika tidak hanya berkarya sebagai penulis, tapi juga berperan di industri film sebagai aktor, produser, dan sutradara di film-filmnya. Lebih luas lagi saat perannya sebagai stand up comedian karena memang basic tulisan-tulisannya juga berbau komedi sehingga tidak sulit baginya untuk masuk ke dunia stand up comedy. 

Raditya Dika

    Lalu, kenapa harus Raditya Dika? Sejujurnya karena saya juga menyukai kegiatan tulis-menulis sehingga saya tentunya memantau karya dari para penulis termasuk Raditya Dika. Sosoknya di dunia penulisan sepertinya tidak perlu diragukan lagi selain tulisan-tulisan di blog yang mendapat penghargaan, bukunya yang best seller, juga caranya dalam membagikan pengetahuannya ke publik sebagai narasumber juga selalu menarik untuk diikuti. Kalau kita sempat melihat video-videonya di Youtube atau pemikirannya melalui Podcast, saya pribadi menyukai bagaimana seorang Raditya Dika menjabarkan hal-hal dari yang sederhana menjadi luas tapi mudah dipahami mengenai percintaan, keuangan, kehidupan sehari-hari, isu terkini, termasuk politik. 

    Raditya Dika bisa dibilang sosok yang sedikit berbeda dari public figure kebanyakan yang ingin dilihat atau ingin terlihat, sering kali dia menolak disebut "artis" atau "selebriti" karena memang bidang dia lebih luas dari itu, lebih serius dari sekedar membuat sensasi untuk dikenal. Raditya Dika pernah menjelaskan "Draw My Life" dalam salah satu videonya di Youtube, dia menjelaskan dengan cukup rendah hati dari segala pencapaian dan karya-karyanya. Dia juga sering berinteraksi dengan para followers di sosial medianya yang menunjukkan dia cukup dekat dengan caranya sendiri. Saya pribadi melihat Raditya Dika sebagai salah satu orang yang bisa memanfaatkan privillege yang dia miliki dengan baik. Dia memiliki kecerdasan yang baik, dia tuangkan melalui pemikiran dan karya-karyanya dengan serius. Setiap buku, film, atau event dia garap bersama tim dengan totalitas dan tidak sekedarnya. Sekalipun Raditya Dika mengaku sebagai orang yang introvert, dia berusaha membuat dunia yang menarik baginya dengan penuh karya yang juga bisa dinikmati banyak orang.

Akun Instagram Raditya Dika

2. Agus Mulyadi

    Agus Mulyadi atau yang lebih dikenal dengan nama Agus Magelangan adalah seorang blogger dan penulis asal Magelang. Mas Agus dikenal karena tulisan-tulisannya yang cenderung unik tapi mantep, bisa saya katakan begitu. Mas Agus banyak menulis di blognya tentang kehidupan sehari-hari dan isu-isu terkini yang dikemas menggunakan bahasa yang serius tapi mengudang tawa. Kita bisa membaca tulisan Mas Agus di blog pribadinya atau di website Mojok.co, sebuah media online yang mana dia pernah bekerja sebagai penulis sampai Pemimpin Redaksi disana. Tidak hanya sebagai penulis, Mas Agus juga memiliki pekerjaan sebagai host Mojok Mentok, salah satu segmen milik Mojok.co dimana Mas Agus akan memberikan komentar dengan gayanya yang nyelenyeh, satir, tapi humor. 

Agus Mulyadi


Blog Pribadi Agus Mulyadi

   Saya menyukai tulisan-tulisan Mas Agus di blog pribadinya karena sebenarnya yang beliau tulis adalah topik sehari-hari yang juga kita alami. Mas Agus menyampaikan keresahan dan kesenangan hariannya dengan bahasa yang sederhana tapi menarik. Pada buku "Sebuah Seni untuk Memahami Kekasih" yang ia tulis mengenai kisah kasihnya dengan sang istri, Mbak Kalis Mardiasih, bukan hal-hal yang romantis atau manis melainkan hal-hal konyol yang lebih membuat kita tertawa daripada baper. Saat Mas Agus sakit perut akibat kebanyakan makan jengkol, kita sebagai pembaca justru terpingkal daripada prihatin atas peristiwa jengkolen yang dialaminya.  Itu juga yang saya pelajari ketika menulis blog, kadang tidak perlu melulu muluk-muluk, asal teknik penulisan kita bagus, tulisan juga enak dibaca. Mas Agus juga sebagai wong Jawa dan netizen pada umumnya yang keseharaian dan kisah-kisahnya dekat dengan kita, sehingga apa yang dia tulis atau sampaikan mengena sekali. Mas Agus mungkin bukan artis atau public figure terkenal, tapi sebagai tokoh yang unik bolehlah kalau kita mengidolakannya.

Instagram Agus Mulyadi



3.  Nicholas Saputra

    Tokoh ketiga dan terakhir di daftar ini adalah public figure yang kita tentu sudah tidak asing. Nicholas Saputra dikenal publik sebagai model, aktor, dan produser. Perannya sebagai Rangga di film Ada Apa Dengan Cinta? (AADC) membuat orang tidak bisa memisahkan Nicholas Saputra dengan Rangga. Karena Rangga adalah Nicholas Saputra, begitu sebaliknya. Sebenarnya Mas Nicho tidak hanya berperan di AADC saja, masih ada film Gie, Aruna dan Lidahnya, Sayap-sayap Patah, serta film lain yang bahkan belum tayang. Mas Nicho tidak hanya berkarir sebagai aktor, tapi juga produser. Dia memiliki sebuah production house yang telah memproduksi film-film dokumenter. Terakhir, dia menjadi produser untuk pementasan teater berjudul "Sudamala : Dari Epilog Calonarang" yang dipentaskan di Puro Mangkunegaran Solo, Juni 2023 lalu.

Nicholas Saputra

        Nicholas Saputra dikenal sebagai public figure yang berbeda dari kebanyakan, pribadi cukup tertutup, tidak terlalu aktif di sosial media, tapi sangat berbakat di dunia akting. Pokoknya, Mas Nicho itu Rangga banget. Pada beberapa interview yang pernah saya tonton mengenai Mas Nicho, bisa dilihat bahwa dia berada di industri kreatif memang datang untuk berkarya dan hanya itu yang ingin dia tunjukkan ke banyak orang. Meski dikenal sebagai pribadi yang tidak banyak bicara, ketika dia diberi kesempatan untuk bersuara maka terlihat bahwa Mas Nicho adalah orang yang cerdas, beretika, juga rendah hati. Maka dia tidak perlu repot untuk membesarkan namanya lagi karena tanpa banyak effort pun orang sudah banyak yang mengagumi. 

Akun Instagram Nicholas Saputra

        Jadi, apa yang membuat saya memasukkan nama Nicholas Saputra ke daftar ini? Kalau kalian berpikir, "iyalah dia good looking..." tidak sepenuhnya salah, tapi bukan itu alasannya. Alasannya adalah tentang bagaimana dia menggunakan sosial media Instagram miliknya. Sebagai seorang yang dikenal publik, akun Instagram hari ini tentunya menjadi media yang akan meningkatkan ketenaran dan bahkan pemasukan. Tapi bagi Nicholas Saputra, Instagram adalah media yang bisa dia gunakan untuk memanjang hasil fotografinya. Hampir tidak ada foto dirinya sendiri di akun tersebut, tidak pernah menyukai postingan siapapun, aktif untuk membuat instastory apalagi. Maka jika kita ingat, di Pemilu 2019 lalu Nicholas Saputra pernah viral hanya karena dia mengunggah foto selfie-nya yang menunjukkan jari bertinta ungu tanda telah mengikuti pemilu dan foto tersebut hanya dia unggah selama 24 jam. Nicholas Saputra tetap konsisten sampai hari ini untuk menggunakan akun Instagramnya sebagai media penyimpanan hasil fotografinya. Sekelas Mas Nicho pun enggan menggunakan sosial media secara berlebihan padahal dengan ketenarannya itu bukan tidak mungkin tawaran pekerjaan semakin banyak. Meski demikian Nicholas Saputra cukup profesional untuk menjadi brand ambassador beberapa produk komersial, tentunya tidak dengan ikut mempromosikan melalui akun Instagramnya. 

Akun Instagram Nicholas Saputra

             Sama seperti dua tokoh sebelumnya yang saya pilih, pilihan saya kepada mereka juga berdasar hal-hal yang saya minati. Raditya Dika dan Agus Mulyadi soal menulis, Nicholas Saputra soal fotografi dan pengelolaan akun Instagram. Jika kalian melihat akun Instagram milik saya, isinya juga hanya foto-foto yang saya peroleh menggunakan kamera smartphone. Menurut saya, mengunggah foto-foto alam dan foto lain yang kelihatan bagus sepertinya lebih menarik daripada saya mengunggah foto saya sendiri. Lagian, siapa juga yang peduli. 

          Raditya Dika, Agus Mulyadi, dan Nicholas Saputra adalah manusia-manusia biasa yang kebetulan mereka dikenal publik atas karya-karya mereka di dunia penulisan dan industri kreatif. Selain karena karyanya, pembawaan diri dan sikap juga membuat saya memilih mereka jika harus memilih tokoh yang diidolakan. Saya tentu tidak mengenal mereka, pun sebaliknya. Apa yang saya katakan hanya sebatas yang bisa dilihat. Mengidolakan atau mengagumi seseorang atas karya atau hal-hal lain yang kita sukai saya pikir sah-sah saja selama kita tidak terlalu fanatik apalagi sampai berdebat tentang kehidupan pribadinya. Tiga orang tersebut tak ubahnya seperti kita-kita di dunia nyata yang juga punya kekurangan, masalah hidup, dsb. Tapi bukan berarti kita perlu mengulik untuk mencari keburukannya. Intinya, kagumi yang perlu dikagumi sewajarnya.

Kalau kalian, mengidolakan siapa?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menguji Nyali, Menuntaskan Misi (Bagian 2)

     Sebelum ini saya pernah menulis Menguji Nyali Menuntaskan Misi yang menceritakan sedikit perjalanan saya menuju kelulusan di perguruan tinggi. Kisah saya tulis secara runtut mengenai beberapa tahapan pengerjaan skripsi yang sampai pada ujian tugas akhir. Kali ini saya akan melengkapi Menguji Nyali Menuntaskan Misi bagian dua.      Seusai melaksanakan ujian skripsi, sebagian besar orang berpikir bahwa ini adalah tahapan terakhir yang dapat memberikan kita gelar sarjana. Tapi tentu saja tidak. Itu baru pertengahan karena masih banyak proses lain yang harus dilalui sampai bisa dinyatakan lulus secara resmi. Mulai dari revisi yang bikin emosi, setumpuk administrasi yang tak kunjung usai, dan entri nilai tugas akhir yang bukan terakhir. Makin mendekati kelulusan, makin banyak saja drama yang berlalu. Berlalu-lalang.       Saya terus membesarkan hati sendiri agar tidak menyerah. Semenjak memasuki tahapan pengerjaan skripsi, saya memilih pulang pergi naik motor dari rumah ke kampus yang

Menguji Nyali, Menuntaskan Misi

Tanggal 9 September minggu ini menjadi sebuah tanggal yang spesial bagi saya. Karena tepat satu tahun lalu, saya telah memberanikan diri untuk melangkah lebih dekat dengan skripsi. Sembilan September tahun lalu saya telah melaksanakan Seminar Proposal Skripsi. Sebenarnya ini bukan hal yang terlalu istimewa. Setiap orang yang kuliah dan mengambil mata kuliah skripsi atau tugas akhir juga akan melaksanakan Seminar Proposal. Tapi saat Anda berada di tahapan gak yakin-yakin amat , itu menjadi momentum uji nyali.  Ketika menulis postingan ini juga merupakan uji nyali bagi saya. Karena akhirnya saya punya mental yang siap untuk memberitahu banyak orang bahwa saya juga pernah mengalami masa-masa skripsian. Disaat orang lain menginjak tahapan skripsian, disaat itu juga saya tutup rapat-rapat dari orang lain. Rasa khawatir, malu, dan pikiran yang tidak penting itu rasanya selalu menghantui. Padahal juga tidak ada yang tanya sih, saya sudah sampai tahapan apa atau udah ngapain aja. Lagi-lagi, mo