Langsung ke konten utama

Menguji Nyali, Menuntaskan Misi

Tanggal 9 September minggu ini menjadi sebuah tanggal yang spesial bagi saya. Karena tepat satu tahun lalu, saya telah memberanikan diri untuk melangkah lebih dekat dengan skripsi. Sembilan September tahun lalu saya telah melaksanakan Seminar Proposal Skripsi. Sebenarnya ini bukan hal yang terlalu istimewa. Setiap orang yang kuliah dan mengambil mata kuliah skripsi atau tugas akhir juga akan melaksanakan Seminar Proposal. Tapi saat Anda berada di tahapan gak yakin-yakin amat, itu menjadi momentum uji nyali. 

Ketika menulis postingan ini juga merupakan uji nyali bagi saya. Karena akhirnya saya punya mental yang siap untuk memberitahu banyak orang bahwa saya juga pernah mengalami masa-masa skripsian. Disaat orang lain menginjak tahapan skripsian, disaat itu juga saya tutup rapat-rapat dari orang lain. Rasa khawatir, malu, dan pikiran yang tidak penting itu rasanya selalu menghantui. Padahal juga tidak ada yang tanya sih, saya sudah sampai tahapan apa atau udah ngapain aja. Lagi-lagi, momen uji nyali itu baru saja dimulai. Mungkin perasaan takut dan khawatir itu muncul seiring masa studi saya yang bisa dipastikan tidak tepat waktu saat itu. Sehingga belum apa-apa mental saya sudah jatuh. Tapi saya juga tidak mungkin mundur karena perjalanan saya sudah terlalu jauh. Motivasi saya saat itu hanyalah usaha orang tua yang juga sudah sangat jauh dan kata-kata "Late Better Than Never".

Masa mengerjakan skripsi sejatinya adalah ringkasan dari seluruh proses perkuliahan yang pernah dilakukan. Karena ternyata proses skripsi tidak hanya sekedar menulis fakta-fakta ilmiah menjadi karya tulis yang sistematis, melainkan juga "menguji nyali" itu tadi. Mulai dari mengambil mata kuliah skripsi hingga akhirnya dinyatakan lulus, ternyata prosesnya juga tidak singkat. Saat menulis postingan ini, saya tidak ingin merasa jumawa dan "si paling skripsi", sehingga saya tidak ingin menorehkan seluruh sambatan saya selama skripsian di blog ini. Pada intinya, setiap proses yang dilewati memiliki makna yang membuat kita lebih paham lagi, lebih kuat lagi, lebih dewasa lagi. Rasanya terdengar sok bijak sih, tapi kata salah satu guru saya, hikmah dari sebuah ujian hidup yang telah dilewati itu memang agar membuat manusia jadi lebih bijak. Hiya hiya.


Berikut ini adalah foto seusai saya melaksanakan Seminar Proposal, 9 September 2022.

Kebetulan di program studi tempat saya belajar, tahapan skripsi yang harus dilewati selain Seminar Proposal ada juga Seminar Hasil dan ditutup dengan Ujian Skripsi. Tahapan-tahapan tersebut ternyata juga tidak saya selesaikan dalam waktu yang singkat. Banyak hal yang terjadi dan tidak bisa saya tuliskan dengan detail disini. Tentunya saya bersyukur Tuhan telah memberi kesempatan dan terus menguatkan saya hingga tahapan terakhir. Saya selalu mengamini dan mengimani bahwa proses yang dilalui tiap orang tidak pernah sama persis meski tujuannya sama. 


Foto lain seusai Seminar Hasil, 4 April 2023

Menjelang tahapan terakhir yaitu Ujian Skripsi, rasanya mental dan fisik saya saat itu juga jatuh. Saya teringat kalimat yang diucapkan teman saya untuk menyemangati saat itu, "Hal baik ujiannya banyak." Sehingga apapun yang terjadi saat itu, harus dilewati. Karena gak ada pilihan lagi lebih tepatnya. Meski tidak secepat yang dibayangkan, akhirnya bisa juga dilalui. Bisa juga akhirnya foto di depan nambor fakultas. Karena tradisi di fakultas saya, seusai ujian skripsi biasanya pada foto disana. Sebenarnya ujian skripsi bukan tahapan final dan masih banyak sekali yang perlu diselesaikan. Setidaknya, nyicil ayem. 

Foto di depan nambor fakultas, 23 Mei 2023

Setelah melalui banyak tahapan, semoga selain dinyatakan lulus seusai menyelesaikan pendidikan strata satu, saya juga bisa dinyatakan lulus salah satu ujian kehidupan. Rasanya memang banyak kesabaran yang harus dikeluarkan, doa yang terus dipanjatkan, usaha yang terus dilakukan, dan syukur yang terus dilangitkan saat semua bisa dilalui. Saya mungkin bukan mahasiswa berprestasi. Tidak juga tidak akan menyandang gelar cumlaude. Tapi selayaknya tulisan yang seharusnya memberi manfaat, saya hanya ingin menyampaikan kepada teman-teman yang belum atau akan menyelesaikan skripsi : selesaikan. Sudah, diniatkan saja untuk menyelesaikan pendidikan Anda dan berterima kasih kepada orang tua atas segala dukungan dengan menuntaskan misi pendidikan sebaik mungkin. Semoga ilmu dan pengalaman yang kita dapat selama belajar apapun dan dimanapun itu, memberi manfaat bagi banyak pihak. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menguji Nyali, Menuntaskan Misi (Bagian 2)

     Sebelum ini saya pernah menulis Menguji Nyali Menuntaskan Misi yang menceritakan sedikit perjalanan saya menuju kelulusan di perguruan tinggi. Kisah saya tulis secara runtut mengenai beberapa tahapan pengerjaan skripsi yang sampai pada ujian tugas akhir. Kali ini saya akan melengkapi Menguji Nyali Menuntaskan Misi bagian dua.      Seusai melaksanakan ujian skripsi, sebagian besar orang berpikir bahwa ini adalah tahapan terakhir yang dapat memberikan kita gelar sarjana. Tapi tentu saja tidak. Itu baru pertengahan karena masih banyak proses lain yang harus dilalui sampai bisa dinyatakan lulus secara resmi. Mulai dari revisi yang bikin emosi, setumpuk administrasi yang tak kunjung usai, dan entri nilai tugas akhir yang bukan terakhir. Makin mendekati kelulusan, makin banyak saja drama yang berlalu. Berlalu-lalang.       Saya terus membesarkan hati sendiri agar tidak menyerah. Semenjak memasuki tahapan pengerjaan skripsi, saya memilih pulang pergi naik motor dari rumah ke kampus yang

Jika Harus Punya Idola, 3 Tokoh Berikut yang Saya Pilih

     Saya ingat ketika Masa Orientasi Sekolah (MOS) di SMP dulu, kami harus menggunakan ID Card selebar A4 dengan identitas diri termasuk tokoh idola. Waktu itu saya bingung karena saya tidak merasa ngefans dengan siapa pun. Teman-teman saat itu banyak menulis public figure seperti artis, penyanyi, bahkan pejabat. Saya akhirnya mengosongi "tokoh idola" di ID Card warna pink milik Gugus 7 waktu itu karena memang tidak mengidolakan siapa pun.       Saat-saat sekarang, sebenarnya jika ada yang iseng tanya siapa tokoh yang saya idolakan, saya masih tetap tidak tahu. Tapi saya cukup memantau tokoh-tokoh berikut ini karena karya-karyanya dan saya rasa mereka bisa masuk kategori tokoh yang bisa saya idolakan. 1. Raditya Dika      Sebagian dari kita mungkin mengetahui siapa Raditya Dika. Dia adalah penulis, sutradara, produser, aktor, stand up comedian , dan Youtuber. Cukup banyak yang dia lakukan sehingga perlu saya sebut semuanya. Saya mengetahui Raditya Dika saat SMP karena