Langsung ke konten utama

Jenang Sura


 

Pukul sebelas siang di hari Minggu, aku sedang rebahan di hammock yg kupasang di pohon mangga depan rumah sambil memainkan gitarku, menyanyikan lagu 'Sesuatu di Jogja'. Tiba-tiba sebuah motor matic hitam yang sudah tidak asing bagiku membelok. Si empunya motor turun sambil membawa rantang makanan. Senyumnya yang selalu membuatku semangat itu kembali kulihat dan dia menghampiriku. Menyerahkan rantang itu dan berkata, "Nih, tadi aku bikin jenang sura. Kamu belum makan jenang ini katanya ya". Aku bermaksud bangun dan menerima rantang itu, bukannya bangun tapi malah aku mengerang kesakitan. Aku terjatuh dari hammock. Segera bangkit lalu kulihat di halaman tidak ada siapa-siapa. Tidak ada seorang gadis yang datang membawa motor matic. Tidak ada pula jenang sura dalam rantang. Ah, ternyata barusan cuma mimpi saja.

Karena sebal, aku segera masuk rumah dan mengambil handphoneku. Kutelfon nomor yang sudah lima tahun ini selalu kuhubungi. Dari kejauhan sana terdengar suara gadis yg sepertinya tengah memasak, karena terdengar suara blebek-blebek sesuatu sedang mendidih. Aku langsung menceritakan mimpiku barusan dan kurang dari satu menit dia langsung tertawa kencang hingga kujauhkan handphone dari telingaku. Tapi, inilah tawa yang selalu kurindukan. Kemudian dia berkata, "Loh iya aku mau anterin jenang ini ke kamu, tapi belum mateng. Bisa sampe mimpi gitu ya ahaha" katanya sambil menahan tawa. Kami saling menertawakan mimpiku barusan lalu telfon kututup. Aku melangkah ke teras rumah dan kembali memainkan gitarku. Menunggu gadis dengan motor matic hitam itu kemari, membawa jenang suro yang ia janjikan. Tenang, kali ini serius bukan mimpi siang bolong seperi tadi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menguji Nyali, Menuntaskan Misi (Bagian 2)

     Sebelum ini saya pernah menulis Menguji Nyali Menuntaskan Misi yang menceritakan sedikit perjalanan saya menuju kelulusan di perguruan tinggi. Kisah saya tulis secara runtut mengenai beberapa tahapan pengerjaan skripsi yang sampai pada ujian tugas akhir. Kali ini saya akan melengkapi Menguji Nyali Menuntaskan Misi bagian dua.      Seusai melaksanakan ujian skripsi, sebagian besar orang berpikir bahwa ini adalah tahapan terakhir yang dapat memberikan kita gelar sarjana. Tapi tentu saja tidak. Itu baru pertengahan karena masih banyak proses lain yang harus dilalui sampai bisa dinyatakan lulus secara resmi. Mulai dari revisi yang bikin emosi, setumpuk administrasi yang tak kunjung usai, dan entri nilai tugas akhir yang bukan terakhir. Makin mendekati kelulusan, makin banyak saja drama yang berlalu. Berlalu-lalang.       Saya terus membesarkan hati sendiri agar tidak menyerah. Semenjak memasuki tahapan pengerjaan skripsi, saya memilih pulang pergi naik motor dari rumah ke kampus yang

Jika Harus Punya Idola, 3 Tokoh Berikut yang Saya Pilih

     Saya ingat ketika Masa Orientasi Sekolah (MOS) di SMP dulu, kami harus menggunakan ID Card selebar A4 dengan identitas diri termasuk tokoh idola. Waktu itu saya bingung karena saya tidak merasa ngefans dengan siapa pun. Teman-teman saat itu banyak menulis public figure seperti artis, penyanyi, bahkan pejabat. Saya akhirnya mengosongi "tokoh idola" di ID Card warna pink milik Gugus 7 waktu itu karena memang tidak mengidolakan siapa pun.       Saat-saat sekarang, sebenarnya jika ada yang iseng tanya siapa tokoh yang saya idolakan, saya masih tetap tidak tahu. Tapi saya cukup memantau tokoh-tokoh berikut ini karena karya-karyanya dan saya rasa mereka bisa masuk kategori tokoh yang bisa saya idolakan. 1. Raditya Dika      Sebagian dari kita mungkin mengetahui siapa Raditya Dika. Dia adalah penulis, sutradara, produser, aktor, stand up comedian , dan Youtuber. Cukup banyak yang dia lakukan sehingga perlu saya sebut semuanya. Saya mengetahui Raditya Dika saat SMP karena

Menguji Nyali, Menuntaskan Misi

Tanggal 9 September minggu ini menjadi sebuah tanggal yang spesial bagi saya. Karena tepat satu tahun lalu, saya telah memberanikan diri untuk melangkah lebih dekat dengan skripsi. Sembilan September tahun lalu saya telah melaksanakan Seminar Proposal Skripsi. Sebenarnya ini bukan hal yang terlalu istimewa. Setiap orang yang kuliah dan mengambil mata kuliah skripsi atau tugas akhir juga akan melaksanakan Seminar Proposal. Tapi saat Anda berada di tahapan gak yakin-yakin amat , itu menjadi momentum uji nyali.  Ketika menulis postingan ini juga merupakan uji nyali bagi saya. Karena akhirnya saya punya mental yang siap untuk memberitahu banyak orang bahwa saya juga pernah mengalami masa-masa skripsian. Disaat orang lain menginjak tahapan skripsian, disaat itu juga saya tutup rapat-rapat dari orang lain. Rasa khawatir, malu, dan pikiran yang tidak penting itu rasanya selalu menghantui. Padahal juga tidak ada yang tanya sih, saya sudah sampai tahapan apa atau udah ngapain aja. Lagi-lagi, mo